Wisata Yogyakarta | Jalan-Jalan Asyik di Yogyakarta (1)
idajouneys.com Akhirnya berhasil juga menulis Wisata Yogyakarta |Jalan-Jalan Asyik di Yogyakarta, tentu saja setelah memerangi rasa malas yang melanda hahaha…Seperti yang saya ceritakan sebelumnya begitu tiba di Stasiun Kereta Api kami langsung menuju Masjid Jogokariyan. Bersepuluh, 7 dewasa dan 3 anak, pasukan Rihlah Asyik ini menggunakan 2 taksi online menuju Masjid Jogokariyan. Setelah bebenah, sholat, istirahat kami pun mencari sarapan di sekitar masjid.
Hanya beberapa puluh meter kami sudah menemukan tempat makan yang cocok, sebuah rumah makan sederhana yang menyajikan makanan soto ayam kampung, nama rumah makannya Soto Pa Pono. Cocok karena sudah dikejar rasa lapar hihi.. jadi ga mau jalan terlalu jauh. Lumayan murah ternyata satu mangkuk soto plus nasi hanya Rp 7.000,00. Di Bandung atau Cimahi mana bisa soto ayam plus nasi Rp 7.000,00 murah kan ya?
Gorengan (Bakwan/bala-bala) harganya Rp 2.000,00 untuk 3 potong gorengan, sate ayam, ati campur telur (telur yang belum jadi, dari ayam yang dipotong) Rp 2.000,00, Tempe Bacem Rp 500,00 sementara untuk teh manis atau air jeruk harganya Rp 2.500,00. Harga yang cocok buat kami yang backpackeran hehe..
Usai sarapan kami langsung kembali menuju Masjid Jogokariyan, siap-2iap untuk melanjutkan perjalanan setelah sebelumnya melakukan Sholat Dhuha dulu. Lalu kemana tujuan kita hari ini..? Banyak tempat sebetulnya yang ingin kami tuju, tapi karena terbatas waktu rencana kami adalah ke Malioboro, Museum Vandebeurg, Taman Pintar, Pasar Beringharjo, Butik Batik Hamzah, Pabrik Bakpia, Taman Lampion, Makan malam lesehan di Malioboro.
Wisata Yogyakarta | Jalan-Jalan Asyik di Yogyakarta
Rencana tinggal rencana, hanya sebatas harapan manusia, tetapi Allah yang Maha Berkehendak. Ternyata sore sampai malam Yogyakarta hujan, akhirnya destinasi Taman Lampion dan makan malam lesehan di Malioboro tidak bisa kami lakukan, grab juga di week end ini tidak ada yang mau datang ke Malioboro karena macet, rupayanya jala-jalan di Yogyakarta sedang dalam perbaikan. Sebagai gantinya kami akhirnya menuju Masjid Kauman Keraton untuk menunggu hujan, dengan menggunakan becak. Di sana kebetulan sedang ada kajian jadi masjid dan pendopo penuh. Alhamdulillah jalan-jalan kami diawali dengan pengajian dan diakhiri dengan kajian pula 😀
Wisata Yogyakarta yang singkat memang, jam 23,30 kami harus sudah naik kereta api lagi dari Stasiun Tugu agar Minggu pagi sudah ada di Cimahi kembali. Sayang sebenarnya, lama di perjalanannya, jalan-jalannya hanya seharian, apa mau dikata Senin esok harinya lima dari tujuh orang diantara kami harus kerja, kembali ke rutinitas sehari-hari kami.
O ya saya mau sedikit bercerita tentang tempat-tempat yang kami kunjungi ya saat melakukan perjalanan Wisata Yogyakarta ini.
Masjid Jogokariyan
Cerita tentang Masjid Jogokariyan sudah pernah saya tulis di sini. Jadi sepertinya saya tidak perlu bercerita banyak lagi, selain ungkapan ketakjuban dan kekaguman kepada manajemen masjid keren ini. Masjid yang pernah mendapat penghargaan sebagai masjid besar percontohan tingkat nasional dari kemenag ini memang layak untuk dikunjungi terutama untuk dijadikan contoh masjid yang lainnya.
Stasiun Tugu
Ini mah Stasiun Kereta Api ya wkwkwk…. Setelah dari Masjid Jogokariyan kami memang menuju Stasiun Tugu, tujuannya untuk menitipkan tas kami, bayarnya cukup murah ternyata beda sekali dengan harga sewa loker di Malaysia misalnya hehe. Jadinya kami bisa jalan-jalan asyik tanpa harus membawa tas backpackeran kami. Di stasiun ini ternyata ada tempat selfi asyik, jadi kami sempat berfoto ria di sini. Era digital ini sudah membuat habit sedemikian rupa ya sehingga di berbagai tempat di sediakan tempat instragamable untuk berselfi atau berwelfi ria.
Jalan Malioboro
Biasanya kalau ke Jogja saya ke Malioboro malam hari untuk belanja pernak pernik oleh-oleh Yogyakarta. Atau biasanya orang datang malam hari ke Jalan Malioboro untuk makan malam sambil lesehan, sensasinya lain bisa makan malam lesehan di sini. Ini untuk pertama kalinya saya jalan-jalan di siang hari.
Suasana Yogyakarta yang terik memang cukup membuat kami kelelahan berjalan-jalan. Untungnya sepanjang jalan perjalanan disediakan kursi-kursi dan suasana menarik untuk dijadikan tempat-tempat berfoto ria (tetep ya..hihi..) Suasana Jalan Malioboro mengingatkan saya pada suasana Alun-Alun Kota Bandung. Bedanya Alun-Alun di hari week end jauh lebih padat lagi.
Tapi suasananya kurang lebih sama lah, ada kursi dan tempat menarik berfoto ria, hingga seperti halnya Alun-Alun Bandung jadi tempat asyik untuk selfi. Bedanya kalau Jalan Malioboro sepanjang jalan kenangan dipenuhi dengan jejeran orang yang berjualan makanan, pernak pernik khas Jogja atau pun baju-baju batik.
Museum Vredeburg
Setelah berlelah – lelah jalan-jalan ( tapi asyik lho jalan-jalan di Wisata Yogyakarta ini. ) akhirnya sampai juga kami ke museum tujuan kami nama museumnya susah diingat karena Bahasa Belanda. Suasana jauh beda dari panas membara (ini mah jelas lebay..hahaha..) berubah menjadi nyes dingin karena ruangan museum ber AC. Nama Museum nya adalah Museum Vredeburg. Sebetulnya menurut sejarahnya Museum ini merupakan benteng yang dibangun oleh penjajah Belanda pada tahun 1785 untuk menahan serangan Keraton Yogyakarta.
Bangunan ini telah dipugar namun masih sesuai dengan bentuk aslinya, kini museum ini berisi diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan rakyat Indonesia sebelum Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan masa Orde Baru. Memasuki tempat ini kita harus membayar karcis seharga Rp 5.000,00.
Saat memasuki tempat ini kami disambut oleh patung (seperti) Pak Raden dengan pose sedang mempersilakan pengunjung masuk. Saya sempat berfoto bersama patung ini, saya sendiri lho entah kenapa yang lain tidak ada yang berminat.. hehe… Ini menunjukkan diantara yang lain saya yang paling suka berfoto..xixixi…engga deng bercanda.
Awalnya Museum Benteng Yogyakarta ini bernama Benteng Rustenburg yang berarti “Benteng Peristirahatan”. Atas izin Sri Sultan Hamengku Buwono I sekitar tahun 1765-1788 namanya diganti menjadi “Benteng Vredeburg” yang mempunyai arti “Benteng Perdamaian”.
Taman Pintar
Wisata Yogyakarta selanjutnya kami mengunjungi ‘tetangga’ Museum Vredeburg yaitu Taman Pintar. Sayangnya waktu kami ke sana pintu yang menuju arah Taman Pintar dikunci, jadi kami harus sedikit berkeliling saat menuju Taman Pintar. Oya Taman Pintar ini merupakan tempat rekreasi dan edukasi dalam satu lokasi.
Berlokasi sekitar kawasan Benteng Vredeburg tepatnya Jalan Panebahan Senopati No 1-3 Yogyakarta. Tempat yang menyenangkan untuk anak-anak. Waktu kami ke sini tempat ini penuh dengan anak-anak yang sedang bergembira ria. Terutama anak-anak yang bermain air, yang asyik ditembaki oleh peluru air, atau menanti air jatuh dari ember.
Akses langsung ke pusat buku eks Shopping Centre menambah nilai lebih Taman Pintar. Taman ini dilengkapi juga dengan teknologi interaktif digital dan pemetaan video. Konon di sini ada 35 zona dan 3.500 alat peraga edukatif. Tidak sempat banyak mencoba, tapi walau demikian Si Bungsu Maghfira dan dua anak temanku tampak begitu asyik mencoba beberapa alat peraga edukatif.
Masih ada beberapa tempat asyik yang kami kunjungi, tapi kayaknya terlalu panjang kalau di tulis di cerita ini. . Sebetulnya tulisan Wisata Yogyakarta| Jalan-Jalan Asyik di Yogyakarta ini sudah selesai tapi saat melihat sudah sampai angka hampir 1500 word akhirnya saya bagi dua aja…Takutnya kalau kepanjangan jadi bosen bacanya..xixixixi… (Bersambung..)
Wuiih ceritanya seru. Jadi kangen balik lagi ke Jogja …
Jogja selangu ngangenin ya teh 🙂
Aku suka deh main ke Taman Pintar. Salah satu tempat wisata edukasi bagus di Jogja selain Museum Gunung Merapi dan Ullen Sentalu. Nambah wawasan banget…
Museum Gunung Berapi saya belum 🙂
Kirain yang lagi meluk tiang itu Teh Ida 😀
hehe ada2 aja teh Efi mah 🙂
Serunyaaa…
Ini salah satu alasan saya kangen Jogja ((selalu)).
Di Jogja selain orangnya yang ramah, tempat wisatanya yang serruu dan unik.
Semoga mudik besok, kami bisa mampir Jogyes.
Aamiin.
Aamiin semoga sempet ya Teh 🙂
Banyak juga ya tempat yang bisa dijadikan tujuan wisata saat ke Jogja. Aku seringnya ke Malioboro aja. Semoga bisa ke Jogja lagi deh biar bisa main ke banyak tempat.
Wah sayang teh kalau cuman ke Malioboro aja mah 🙂
Ahh yogya emang ngangenin, bolak balik ke sini kaya pulang kampung..
hahaha iya ya teh..Jogja mah sudah ga aneh lagi, apalagi buat teh Nchie yang tukang jalan2 ..mantap teh lanjutakan 😀
Wah, makasih cerita perjalanan ke Jogjanya ya, Teh. Bisa jadi referensi saya nih kalau mau pelesir ke sana?
ingin sekali membawa anak-anak untuk bermain di Taman Pintar.
terima kasih untuk sharingnya mba 🙂
Duduk manis nunggu sambungan ceritanya
Salfok sama satenya.. potongan nya gede gedee.. hihi. Salam kenal mbak 🙂
Jogja sih mau dikunjungi berapa kali pun nggak akan bosan ya
Nyontek perjalanannya ya, Teh. Insya Allah dalam waktu dekat saya mau ke Jogja (lagi) ?