Wisata Edukasi di Jakarta (Bagian Kedua)
idajourneys.com – Usai berkeliling di Museum Bank Indonesia, kami melanjutkan ke tempat wisata edukasi di Jakarta yang lainnya. Berjalan sekitar seratus dua ratus meteran menuju area Kota Tua dengan kondisi matahari mulai meninggi lumayan juga rasanya. Dari kejauhan sudah terlihat keramaian suasana Kota Tua. Alhamdulillah semangat ngebolang pun akhirnya muncul kembali.
Tempat Wisata Edukasi di Jakarta: Kota Tua
Kota Tua cocok dijadikan tempat wisata edukasi di Jakarta, karena di sini kita bisa melihat suasana Jakarta tempo doeloe. Di sepanjang jalan dikawasan Kota Tua tampak barisan kafe dengan bangunan ala tempo doeloe, di depannya tampak orang-orang berpakaian beraaneka macam. Ada yang berpakaian ala putri, tentara dengan segala macam perangkat hijaunya, berpakaian wayang dan lain-lain. Di sampingnya ada kaleng tempat uang tips dari pengunjung. Rupanya mereka memanfaatkan kesukaan orang-orang jaman now berselfie ria. Kita bisa berfoto dengan mereka lalu kita memasukan uang seridlanya. Mereka juga menyiapkan assesoris untuk pengunjung seperti topi dan lainnya.
Tadinya karena kita berdresscode hijau, mau berfoto dengan bapak-bapak tentara yang segala macamnya hijau hehe… tapi menunggu teman yang lagi beli eskrim kelamaan jadi enggak jadi. Karena sudah terasa lapar akhirnya kami memutuskan untuk makan siang. Benar-benar backpackeran deh, makan siangnya engga di kafe yang banyak di area itu, tapi kita ngampar aja di pinggir jejalanan.
Ada jasa sewa terpal untuk duduk, sebetulnya bekas spanduk sih, lumayan juga harganya Rp 10.00,00 sampai selesai, tapi karena ukurannya kecil jadi untuk bersepuluh dengan anak-anak kami membutuhkan dua terpal.
Ternyata nikmat juga makan di pinggiran dan tempat terbuka kalau bareng-bareng. Terlebih kami saling berbagi bekal yang kami bawa, jadi terasa nikmatnya.
Kalau ingin mengirit kita bisa bawa karpet lipat dari rumah yang praktis, tapi kalau mau bagi-bagi rezeki dengan penyewa terpal sepertinya itu lebih baik hehe..
Usai beristirahat dan makan, badan terasa nyaman lagi, walau sedikit mengantuk ..hahaha…. Tergoda untuk menyewa sepeda yang dicat mencolok seragam dengan topinya.
Kami memilih sepeda bercat merah menyala, sewa untuk 20 menit plus topi yang sama warna dengan sepedanya seharga Rp 20.000,00.
Karena teman-teman pada ga lancar bersepeda, akhirnya satu sepeda untuk bertujuh. Cukup berselfie ria dengan gaya noni-noni Belanda jaman dulu bersepeda. Sebetulnya asyik juga bersepeda di sana, sayang belibet dengan pakaian panjang yang saya gunakan jadi hanya sebentar saja.
Selanjutnya kami melihat burung-burung merpati yang berkumpul di tempat terbuka. Suasananya jadi kayak di luar negeri gitu deh. Ternyata ada bapak-bapak yang menghamburkan jagung, makanan burung merpati hingga mereka berhamburan ke tengah lapangan.
Tempat Wisata Edukasi di Jakarta: Museum Wayang
Setelah puas menikmati keramaian di luar, kami memutuskan untuk ke Museum Wayang. Memasuki Museum ini kami diharuskan membayar Rp 5.000,00 per orang. Begitu memasuki pintu ticketing kami langsung melihat sepasang wayang golek ukuran raksasa, tinggi menjulang di atas kami. Kami pun berfoto bersama bersama wayang raksasa ini.
Selanjutnya menyusuri ruangan demi ruangan lorong demi lorong kami mendapati berbagai bentuk wayang dari berbagai negara di dunia. Selain wayang di sini juga ada beberapa perangkat gamelan dan boneka. Ternyata boneka Si Unyil pun ada di sini, sepertinya satu pasukan komplit. Anak-anak yang baru dua tahunan tentu saja senang di sini karena menemukan banyak boneka, Meski hanya bisa dilihat tak dapat disentuh karena ada di dalam kaca mereka tetap kelihatan senang sekali. Maghfira asyik bervloging ria dan menjadi juru potret, sudah terlihat hobinya mengikuti emak dan kakak-kakaknya…hahaha…
Di ruang terakhir menjelang keluar kembali kami menemukan boneka raksasa, kali ini bukan wayang tetapi ondel-ondel, eh apa emang ukuran ondel-ondel segitu ya… Dan berfotolah kami di sini….tetep itu mah pasti. Di pintu sebelum keluar kita bisa membeli berbagai macam oleh-oleh khas Museum Wayang.
Tempat Wisata Edukasi di Jakarta : Museum Fatahilah
Memasuki museum ini kami harus membayar Rp 5.000,00 juga. Museum ini masih di Kawasan Kota Tua atau tepatnya di Jalan Taman Fatahillah No 2 Jakarta Barat. Di sini kita bisa menelusuri peninggalan sejarah kota Jakarta sejak jaman prasejarah, masa kejayaan Pelabuhan Sunda Kelapa, masa penjajahan hingga masa setelah kemerdekaan.
Gedung ini awalnya merupakan Balai Kota (Stadhuis) yang diresmikan oleh Gubernur Jendral Abraham Van Riebeeck pada tahun 1710. Setelah mengalami beberapa kali peralihan fungsi gedung ini secara resmi diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta pada tahun 1968 dan pada masa Jakarta dipimpin Gubernur Ali Sadikin, gedung ini diresmikan sebagai Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974.
Yang paling berkesan dari museum ini adalah kita bisa menyaksikan penjara bawah tanah dalam bentuk aslinya. Jadi bersyukur kita sudah merdeka dari penjajahan kolonialisme Belanda, meski penjajahan imperialisme masih terasa berlangsung.
Menyaksikan penjara bawah tanah yang sangat tidak manusiawi, gelap, pengap, dan semakin ke dalam semakin pendek hingga berdiri pun tak mampu. Terdapat tumpukan batu berlubang sebagai alat pemberat kaki tahanan hingga sulit untuk bergerak karena diikat ke batu tersebut.
Keluar dari tempat tahanan dan juga dari area museum di bagian belakang terdapat halaman yang cukup luas dan bisa dijadikan tempat istirahat karena banyak pepohonan hingga suasananya berangin sepoi-sepoi. Di sini juga terdapat banyak penjual makanan khas Jakarta, oleh-oleh dan terdapat mushola yang cukup besar.
Setelah puas berkeliling akhirnya kami memutuskan untuk pulang, tadinya mau menjelajah Monas karena saat berangkat tidak sempat.
Namun sayang waktunya tidak cukup, karena kami harus segera menuju Stasiun Kereta Api Gambir untuk kembali pulang ke Cimahi.
Perjalanan yang melelahkan tapi menyenangkan, next rencananya kami mau backpackeran lagi, jadi keranjingan deh ..hehe…. Menyenangkan juga ternyata bisa berpetualang dengan para shohib yang baik hatinya 🙂
Terakhir ke sana tahun 2010. Pengen ke sana lagi bawa anak-anak pasti seru.
Btw ini aku pertama kalinya mampir ke blog travel Teh Ida. Sukses terus ya Teh 🙂
Wah bakal banyak jalan-jalan nih.
Serunya piknik bareng rombongan gini ya mbk
Jalan jalan di kota tua emang seru banget
Seru rame-rame ya, Teh. Terakhir aku ke kotu pas prakerin (praktek kerja industri) jaman SMK, tahun 2011-an. Hehhe
Teteeeh…backpackeran teruuusss…
Jadi pingin ikutan.
Wkkwk…
Mungkin kalo anak-anak uda gede, bisa jaga amanah, emaknya bisa halan-halan yaa…
Syereem bayangin ke ruang bawah tanah.
Bau apek pasti yaa, teh?
seneng ya, di ibukota banyak tempat wisata yg murmer dan edukatif 🙂
Aku paling suka dan seringnya ke Kota Tua, nyempetin popotoan pake sepeda dan topi cewe, jadi kaya noni belanda xixix..
Saya belum pernah ke kota tua, pengen…
Teh ida jln2 terus nih, senangnya 🙂
Seru banget teteh jalan-jalannya, pengen banget ih ajak anak-anak ke kota tua
Duuh aku belum kesampaian maen ke Kota Tua. Moga kesampaian segera niiih.
Aku nggak kesampaian mau ke museum wayang, hiks