Tempat Wisata di Labuan Bajo: Gua Batu Cermin

idajourneys.com  Alhamdulillah, walau malam hari kemarin tertidur dalam kondisi kecapaian dan hari sudah larut malam pagi ini kami bangun sebelum shubuh.  Sholat lalu  mandi kemudian bersiap-siap mengejar matahari pagi.  Sunrise di Pantai Pede kemudian Gua Batu Cermin adalah tujuan kami hari ini hingga siang hari sampai selanjutnya menanti teman-teman kami dari Jogja dan Semarang untuk berpetualang dengan City Tour yang disediakan hotel menjelajah beberapa tempat wisata di Labuan Bajo.

Kami pun bermotor ria mencari Pantai Pede yang entah dimana adanya..hahaha di GPS kok tidak ada.  Akhirnya kami menelusuri jalan ke arah matahari terbit.  Sepertinya hari beranjak siang, sunrise tak akan terkejar oleh kami dari Pantai Pede.   Menyelusuri jalan setapak berbatu, akhirnya kami menemukan lapang kosong, bekas sawah yang baru di panen,  Di sinilah kami mengabadikan moment sunrise  yang  tak begitu jelas, tapi lumayan lah tak kehilangan moment indah ini.  Selama berpetualangan di Bali  dan beberapa tempat wisata di Labuan Bajo ini kami hanya bisa mendapatkan momen sunrise di dua tempat saja di sini dan di Pulau Padar, sementara sunset alhamdulillah mendapatkan momen di 6 tempat.

sun rise suasana perdesaan di labuan bajo
sun rise suasana perdesaan di labuan bajo

Suasana Pedesaan di Labuan Bajo

Setelah puas berfoto ria kami balik arah  mencari Pantai Pede kembali, namun ternyata kami sudah terlewat jauh.  Nanggung akhirnya kami melanjutkan perjalanan entah kemana ..hahaha… Menurut penduduk setempat yang kami tanya sih arah ke sana mentok ke sebuah desa.  Sekalian aja sih pengen tahu kondisi penduduk asli setempat yang terpencil jauh dari perkotaan.

Memasuki suasana  pedesaan di  Labuan Bajo di pagi hari sungguh suasana yang menyenangkan.  Semburat matahari pagi di timur menyapa bumi di pagi yang ceria.  Rumah-rumah khas desa di Labuan Bajo sudah mulai terlihat.  Jarak satu sama lain tidak terlalu rapat.  Sepertinya desa ini mengandalkan hidupnya dari berternak sapi.  Di samping rumah selalu terlihat sapi, beberapa kali para sapi itu melintas jalan raya. Saking banyaknya sapi yang bebas berkeliaran,  sempat terpikirkan apa pemiliknya gak bingung.. gak ketuker ya..hehe..

Tempat Wisata di Labuan Bajo
Suasana pedesaan di Labuan Bajo

Sesekali terlihat anak-anak yang hendak berangkat sekolah berjalan atau berlari kecil dengan ceria.  Lalu lalang motor pun terlihat sesekali, sepertinya pagi dimana-mana selalu sibuk ya.  Namun sempat juga terlihat beberapa orang yang sudah beranjak tua hanya duduk-duduk memandang pagi dari  balik jendela.

Terlihat seorang yang sudah dewasa berlari kecil dengan gembira, seperti seorang anak yang terperangkap dalam tubuh dewasanya.  Dua hari di Labuan Bajo sudah dua kali saya melihat orang seperti ini…..hmmmm…jadi berpikir banyak kah? Lalu kenapa?  Dan tanyaku tak pernah terjawab karena petualangan di beberapa tempat wisata di Labuan Bajo mampu membuatku melupakan pertanyaaan itu…

Gua Batu Cermin yang ‘Menyeramkan” ?

Hahaha.. judulnya kok begitu ya..?  Gak seram sih..tapi kayak angker gitu deh..hehe   Selepas menikmati pagi di pedesaan terpencil di Labuan Bajo akhirnya kami memutuskan untuk berbalik arah dan kemudian menuju tempat wisata di Labuan Bajo selanjutnya.  Gua Batu Cermin destinasi kami.  Pantai Pede sudah kami lupakan, meski ternyata kami berhasil menemukan jejaknya karena sempat terlewati ternyata.

Menyusuri jalan yang kami susuri kemarin saat pergi ke Bukit Sylvia, karena memang jalannya searah.  Namun di titik tertentu kami harus berbelok ke arah kanan mengikuti sebuah jalan yang cukup terjal.  Dan selanjutnya menyusuri jalan sesuai arah yang ditunjukan seorang pria saat kami bertanya.

Tempat Wisata di Labuan Bajo
Bagian luar Gua Batu Cermin

Gua Batu Cermin, akhirnya kami menemukannya juga.  Cukup jauh ternyata.  Menempuh perjalanan ke tempat yang semakin sepi, sudah semakin jarang ditemukan rumah penduduk.  Tapi begitu memasuki daerah Gua Bukit Cermin kembali  terlihat rumah-rumah penduduk.

Gua Batu Cermin terletak di Wae Kesambi Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.  Kabarnya Gua Batu Cermin termasuk objek wisata yang banyak dikunjungi turis di Labuan Bajo.  Tapi saat kami berdua tiba sepertinya kami tamu pertama hari itu.

Setelah parkir motor di tempat yang telah disediakan kami pun menuju ke arah meja administrasi.  Di sana sudah ada beberapa petugas tiket dan pemandu wisata.  Ternyata untuk memasuki Gua Batu Cermin ada pemandunya.  Tiket yang harus kami bayar cukup murah yaitu Rp 10.000.00 per orang.  Sedangkan pemandu wisata harus kami bayar tapi tidak ada tarif khusus jadi seridhonya saja.

gua batu cermin labuan bajo
gua batu cermin labuan bajo

Sesaat sampai di mulut gua kita akan menemukan sejumlah anak tangga yang harus dinaiki untuk masuk ke dalam, berjalan beberapa saat kemudian akan menemukan tumpukan helm berwarna oranye yang harus kita pakai.  Ri nama pemandu wisata yang memandu kami, ia membawa senter karena memang di dalam gua gelap jadi harus ada penerangan.  Oya Ri itu gadis manis siswa sebuah SMK Pariwisata di Labuan Bajo yang sedang praktek kerja lapangan dan sedang di tugaskan di Gua Batu Cermin ini.  Secara bergilir ia di rolling untuk menjadi pemandu di beberapa  tempat wisata di Labuan Bajo.

Petualangan memasuki gua nan gelap pun dimulai, pintu masuk gua hanya setinggi 50 senti meter jadi kita harus menunduk saat masuk.  Di dalam dengan penerangan senter Ri dan dibantu senter dari hp punyaku terlihatlah stalaktit dan stalagmit yang berkilauan.   Konon kabarnya kilauan itu berasal dari kandungan garam batu tersebut.  Ketika hujan turun dan air mengalir batuan tersebut bisa makin menebal dan makin berkilau.

Tempat Wisata di Labuan Bajo
Gua Batu Cermin

Jangan heran  kenapa stalaktit dan stalagmit nya mengandung garam padahal posisi gua ada di daratan ya.. karena ternyata katanya dulunya Gua Batu Cermin berada di dasar lautan.  Makanya gak aneh saat di mulut gua kita menemukan fosil penyu dan batu karang yang berusia ribuan tahun.  Menurut Ri, dan saya belum ngecek di google sih penemu gua ini adalah seorang arkeolog Belanda bernama Theodore Verhoven.

Dari posisi fosil penyu beberapa meter kemudian kita akan melihat celah  selebar 3/4 meter, nah di bagian atas celah itu ada lubang berdiameter sekitar dua meter yang menjadi lubang masuk sinar matahari.  Celah ini lah yang menjadi semacam cermin yang memantulkan cahaya.  Sayangnya kami datang kepagian sekitar jam 9 an jadi belum ada sinar matahari yang menembusnya.  Menurut Ri sih kalau datang siang terutama jam 12 an suasana gua yang gelap akan menjadi terang benderang karena pantulan dari bebatuan yang tersinari cahaya matahari.  Inilah mengapa gua ini disebut gua batu cermin.

Tips Menjelajah Gua Batu Cermin:

Berdasarkan pengalaman kami ada beberapa tips yang bisa saya simpulkan untuk memasuki gua ini yaitu:

  • Pakailah sepatu atau sandal untuk traveling jangan pakai high heels atau wages seperti saya yang saltum saat mendaki Tiger Temple di Thailand… hahaha .. jadi terkenang terus nih.
  • Bawalah senter, senter di hape juga cukup sih, tapi kalau saya sayang batre hape aja nanti cepat habis gak kebagian deh  foto-foto yang bisa langsung upload di instagram ..hihi
  • Gunakan helm yang disediakan karena kalau tidak kepala kita bisa benjol terbentur dinding gua yang keras karena di beberapa tempat ketinggiannya tidak mencapai satu meter.
  • Datanglah di siang hari agar bisa melihat fenomena pantulan batu yang seperti cermin
  • Pakailah guide karena kalau tidak,  kita bisa jadi bingung.  Kalau punya uang banyak beri tips yang besar biar sang guide hatinya bahagia..hihi..

Hari masih pagi saat kami memutuskan  untuk keluar dari Gua Batu Cermin, membunuh waktu akhirnya kami makan dan minum di kafe yang ada di dekat parkiran.  Jangan berharap tersedia banyak makan dan minuman di sini ya…  Hanya sedikit menu yang ada.  Kami memilih kelapa muda dan mie goreng.  Oya kelapa muda di Labuan Bajo  harganya lumayan mahal ternyata.  Di beberapa ttempat wisata di Labuan Bajo harganya merata dari 25 rb sampai 30 rb rupiah.   Di Tanah Lot Bali harganya lebih murah yaitu dua puluh ribu rupiah sampai dua puluh lima ribu rupiah.

Satu-satunya kafe yang ada di Gua Batu Cermin  bernama kafe Cenggo Ce’e, entahlah apa artinya lupa gak nanya hehe.  Lumayan lama kami asyik di sana karena tempatnya juga nyaman, namun  kami pulang juga akhirnya .  Di perjalanan pulang matahari mulai meninggi, panas terik namun menjadikan suasana di perjalanan seperti di padang sahara..gersang dan garang namun indah dipandang.  Kami pun sempat berfoto-foto ria di sana.

Sesampai di kota kami mampir sebentar membeli kaca spion motor yang pecah karena terjatuh kemarin.  Selanjutnya menanti Mba Riyadh yang akan segera tiba dari Jogjakarta.  Sementara Mba Una dari Semarang sedikit terhambat karena pesawatnya delay beberapa jam…

Setelah kami berempat, formasi komplit sebelum bergabung dengan tour di kapal layar  nanti, rencananya kami akan mengikuti City Tour yang disediakan hotel tempat kami menginap… Jalan-jalannya kemana aja nih?  Yang jelas ke beberapa tempat wisata di Labuan Bajo lah hehe…   Wah bersambung lagi dong ceritanya…semoga tidak bosan yaaa…hahaha….

 

15 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *