Menyingkap Keunikan Masjid Jogokariyan Yogyakarta
idajouneys.com Masjid Jogokariyan Yogyakarta kok bisa ngehits ya, begitu pikiran yang ada dalam benak saya. Sehingga bersama para sohib berniat untuk bisa mengunjungi masjid ini. Datang pas dini hari dibuat kagum oleh pandangan pertama. Bukan..bukan karena bentuk fisiknya, karena bangunan masjid ini sih biasa aja tidak terlalu menonjol. Tapi karena keramaian di dini hari yang jarang ditemui di masjid lain atau tempat lain.
Tiba di Masjid Jogokariyan Yogyakarta dini hari, bersama rombongan para shohib tercinta yang luar biasa baiknya. Saling bantu, saling support selama perjalanan membuat saya semakin merasa sayang pada anggota grup Rihlah Asyik ini. Sepanjang perjalanan dari Stasiun Kereta Api mengendarai taksi online, jalanan sudah demikian sepi.
Berbeda dengan jalanan yang demikian sepi, meski masih dini hari, suasana Masjid Jogokariyan sudah demikian ramai. Baik ramai oleh orang yang akan dan sedang melakukan sholat tahajud, juga oleh rombongan yang baru saja tiba di masjid ini.
Ternyata benar saja masjid ini begitu ngehits ya.. tempat lain masih sepi di sini sudah ramai. Tiba disambut ramah oleh Mas-Mas yang sedang mengatur kendaraan, karena ada juga yang menggunakan bis, artinya ini rombongan dalam jumlah besar tentu saja. Si Mas menunjukkan arah toilet dengan penuh keramahan, mengabarkan nanti ada kajian manajemen masjid, wajah sholeh pun terpancar di wajahnya yang cerah.
Senang berada di sini, masjid yang terbuka, begitu welcome kepada setiap yang datang hingga tidak merasa canggung sebagai tamu. Sebagai pasukan yang datang backpackeran berniat mandi di sini hehe… sempat canggung juga karena ini baru pertama kali harus mandi di masjid. Sempat bingung karena kami bertujuh plus tiga orang anak akan antri mandi di sini, tentu akan mengganggu orang lain.
Baca juga : Tempat Wisata Edukasi di Jakarta
Alhamdulillah akhirnya kami menemukan ‘kamar mandi tersembunyi’ di bagian tempat sholat akhwat, hingga kami bisa bebas mandi seperti di rumah sendiri. Dua kamar mandi itu bisa kami booking dengan aman untuk mandi dan berganti pakaian.
Saat adzan berkumandang, masjid sudah dipenuhi oleh jamaah yang akan melakukan sholat shubuh berjamaah. Bahkan hamparan tikar pun digelar di teras masjid karena jamaah melebihi kapasitas ruangan masjid. Jadi teringat akan hadist yang mengatakan Islam akan kembali bangkit bila jamaah sholat shubuhnya sudah berbondong-bondong menyamai jamaah sholat jum;at. Ah sayang.. baru di beberapa tempat saja ini terjadi…
“Dan (dirikanlah pula solat subuh). Sesungguhnya solat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)”. (QS Al Isra: 78 ).
Setelah sholat shubuh ada kultum, kali ini kultum tentang jamaah haji yang siap diberangkatkan tahun ini oleh pemerintah Indonesia. Tentang jumlah, kapasitas dan hal lain yang berkaitan dengan kuota haji. Selepas kultum jamaah pun banyak yang bubar, tetapi ada juga yang mengikuti kajian selanjutnya yaitu manajemen masjid. Di sudut lain ada sekelompok orang yang sedang belajar mengkaji satu surat yang dibimbing oleh seorang ustadz.
Saya dan beberapa sahabat di perjalanan memilih mendengarkan kajian manajemen masjid, sahabat yang lain ada yang memilih tilawah, sementara anak-anak batita tertidur dengan lelapnya. Pun demikian Maghfi si bungsu anakku yang bertugas sebagai fotografer Grup Rihlah Asyik ini setelah sholat shubuh, Maghfi langsung tertidur dalam posisi sujud dengan lelapnya. Begitulah masjid memang tempat yang nyaman juga untuk tidur ..hihi..
Ternyata yang mengikuti kajian berasal dari berbagai daerah ada yang dari Solo, Tegal, Bekasi dan tempat yang lainnya. Luar biasa, tempat ini menjadi rujukan banyak masjid yang ingin memperbaiki manajemen masjidnya. Jadi penasaran apa dong, kelebihan masjid ini karena kalau sepintas sih terutama dari kerapihan manajemen sandal saya lebih memilih Daarut Tauhid Bandung sebagai masjid dengan pengelolaan sepatu atau sandal yang rapih.
Keunikan Masjid Jogokariyan Yogyakarta.
Apa ya keunikan masjid ini hingga menjadi ngehits, mendunia serta menjadi rujukan berbagai masjid lainnya.. Yuk kita simak..rangkuman Ust Salim A Fillah berikut ini 🙂
Memiliki Database Warga
Luaaar Biasa…. Masjid Jogokariyan Yogyakarta ternyata memiliki data base warganya. Setiap tahun Masjid Jogokariyan mempunyai program sensus masjid yang bertujuan mendata jamahnya sebagai informasi awal kegiatan.
Data Base dan Peta Da’wah Masjid Jogokariyan Yogyakarta tak hanya mencakup Nama, KK, Pendapatan, Pendidikan dan lain-lain, tetapi juga sampai kepada :
– Siapa saja yang sholat & yang belum sholat.
– Yang sholat di Masjid & yang belum sholat di Masjid.
– Yang sudah berzakat atau yg belum.
– Yang sudah ber-qurban atau yg belum ber-qurban.
– Yang aktif mengikuti kegiatan masjid atau yang belum.
– Yang berkemampuan di bidang apa dan bekerja di mana.
Dari Data Base diatas kita bisa tahu bahwa dari 1030 KK (4000-an penduduk sekitar masjid) yg belum sholat tahun 2010 ada 17 orang. Lalu bila dibandingkan dengan data tahun 2000 yang belum sholat 127 orang.
Dari sinilah perkembangan Da’wah selama 10 tahun terlihat.
Data jamaah ini juga digunakan untuk membuat gerakan sholat shubuh berjamaah.
Pada tahun 2004 dibuat undangan cetak layaknya undangan pernikahan untuk gerakan subuh…
By name…
UNDANGAN :
Mengharap kehadiran
Bapak/Ibu/Saudara…
dalam acara Sholat Shubuh Berjamaah, besok pukul 04.15 WIB
di Masjid Jogokariyan.
Undangan itu dilengkapi hadis-hadis keutamaan Sholat Shubuh… hasilnya…?? Hasilnya memang luar biasa saya menyaksikan sendiri bagaimana jamah sholat shubuh menyamai jamaah sholat jum’at.
Sistem Pendanaan Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Masjid Jogokariyan ternyata tidak membuka unit usaha karena khawatir menyakiti jamaah yang memiliki usaha serupa. Tiap pekan Masjid Jogokariyan biasa menerima ratusan tamu, konsumsi untuk tamu diorderkan bergilir pada jamaah yang memiliki rumah makan.
Sistem Keuangan yang berbeda dengan masjid yang lain.
Jika masjid lain bangga mengumumkan saldo infak sekian juta rupiah, justru Masjid Jogokariyan berupaya agar saldo harus selalu nol rupiah. Prinsipnya infak ditunggu pahalanya untuk menjadi amal sholeh bukan untuk disimpan di rekening Bank.
Pengumuman infak jutaan rupiah akan sangat menyakitkan jika tetangga masjid ada yang tidak bisa ke rumah sakit atau tidak bisa sekolah karena tidak ada biaya.
Bagi Masjid Jogokariyan masjid menyakiti jamaah adalah tragedi dakwah.
Masjida Jogokariyan menginisasi Gerakan Jamah Mandiri, yaitu dengan menghitung biaya masing-masing jamaah tiap sholatnya. Setelah dihitung disosialisasikan bahwa bila jamaah berinfak setiap pekannya sekian rupiah maka ia termasuk Jamaah Mandiri, dan bila kurang dari segitu maka ia termasuk katagori jamaah disubsidi. Bila lebih maka ia termasuk jamaah pensubsidi. Keren ya. Kemudian sosialisasi ditutup dengan kalimat
”Doakan kami tetap mampu melayani ibadah anda sebaik-baiknya…”
Gerakan Jamaah Mandiri ini Alhamdulillah sukses menaikkan infak pekanan Masjid Jogokariyan hingga 400%. Ternyata orang malu jika ia beribadah tapi disubsidi.
Sarana dan Prasarana Masjid
Ternyata wifi di Masjid Jogokariyan sudah semenjak tahun 2004 dan itu gratis, sehingga jamaah baik dewasa maupun anak-anak tidak perlu repot pergi ke warnet yang memungkinkan membuka situs yang bukan-bukan.
Masjid Jogokariyan juga menyediakan ruang olahraga atau bermain yang terdapat alat olahraga seperti tenis meja dan lain-lain, sehingga anak-anak atau remaja atau pemuda yang ingin bermain atau berolahraga di Jogokariyan bisa kerasan berada si masjid dan tentu saja waktu olah raga mereka jadi tidak bertabrakan dengan waktu sholat.
Keunikan Lain Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Tiap kali renovasi Masjid. Takmir Masjid berupaya tak membebani jamaah dengan Proposal, sebab Takmir hanya pasang spanduk : “Mohon maaf ibadah Anda terganggu, Masjid Jogokariyan sedang kami renovasi.” Nomor rekening tertera di bawahnya.
Sejak tahun 2005, Masjid Jogokariyan sudah menjalankan program Universal Conference Insurance dimana seluruh Jamaah Masjid bisa berobat di Rumah Sakit atau klinik manapun secara Gratis-tis dengan membawa Kartu Sehat Masjid Jogokariyan.
Dan kami juga biasa memberi hibah Umrah bagi jamaah yang betul-betul rutin Jamaah Sholat Shubuh di Masjid Jogokariyan.
Satu kisah lagi untuk menunjukkan pentingnya data dan dokumentasi yakni Masjid Jogokariyan punya foto pembangunannya di tahun 1967, gambarnya seorang Bapak sepuh berpeci hitam, berbaju batik, dan sarungan sedang mengawasi para tukang pengaduk semen untuk Masjid Jogokariyan.
Di tahun 2002/2003 Masjid Jogokariyan direnovasi besar-besaran kemudian foto itu dibawa kepada putra si kakek dalam gambar tersebut. Putranya seorang juragan kayu.
Kami katakan pada Putra kakek yang ada di foto tadi :
“Ini gambar Ayahanda Bapak ketika membangun Masjid Jogokariyan, kini Masjid sudah tak mampu lagi menampung Jamaah, sehingga kami bermaksud merenovasi masjid, Jika berkenan tuk melanjutkan amal jariyah Ayahanda Bapak, kami tunggu partisipasi bapak di Jogokariyan.
Alhamdulillah.. foto tua tahun 1967 itu membuat yang bersangkutan nyumbang 1 Miliar Rupiah dan mau menjadi Ketua Tim Pembangunan Masjid Jogokariyan sampai sekarang…Ajib…!!
Foto tua yg telah dibingkai indah itu ternyata “seharga” 1 Miliar.
(Keunikan ini saya sadur dari jejakimani.com)
Masya Allah keren ya, belum lagi kalau berbicara tentang kegiatan-kegiatannya yang luar biasa termenej dengan baik dan penuh dengan manfaat. Ketika saya di sana juga dari pagi sampai siangnya masjid ini terus ramai oleh berbagai kegiatan syiar Islam. Rasanya masih banyak yang ingin saya tuliskan tentang Masjid Jogokaryan ini…tapi cukup sekian dulu ya… Semoga bisa mengambil manfaatnya ya teman-taman 🙂 Semoga makin banyak lagi masjd lain yang mencontoh kebaikan-kebaikan dari Masjid Jogokariyan ini 🙂
Kerennnnn… apalagi yang tentang database warga itu. Luar biasa.. pernah sekali main kesana pas dulu masih kuliah di Jogja.. apalagi kalau pas Bulan Ramadhan.. duh kapan lagi punya kesempatan untuk datang kesana ya…
Iyaa keren masjid unik menarik hehe… semoga berkesempatan ke sana lagi ya Mba 🙂
Subhanallaah…
Masya Allah ini keren sekali, mudah2an semakin banyak ya mesjid yang seperti ini, aamiin Allahummaamiin
Unik ya jadi pengen liburan ke Jogja lagi deh
Masya Sllah benar benar unik dan menarik. Bisa dicontoh manajemennya nih sama pebgurus mesjid lain
weits aku baru tau nih mesjid ini, teh….aku hampir setiap 2 tahun sekali ke jogja loh, sekalian mudik ke klaten 🙂
Masya Allah, solat subuh berjamaahnya penuh ya
Baru baca lengkapnya. Keren banget. Memang masjid percontohan, ya. Dan yang keren lagi, punya database warga. Ini perlu dipunyai semua masjid. Mengingat keadaan sekarang yang banyak penyusup masjid. Dan konon ngincer imamnya. Sereeeem. Dengan adanya database warga, penyusup bisa diwaspai. Keren!
Keren banget punya data base. Jarang-jarang ada masjid yang punya data setiap jamaah. Kalau kegiatannya keren begini, semua orang pasti senang dong berkunjung ke masjid. Semoga tambah ramai dan membawa manfaat. Aamiin.
Subhanallah.. Nanti kalo ke Jogja lagi mau mampir kesini ?
Nah ini nih, pengin datang langsung ke sini. Sempen ngelempar wacana juga mau backpacker ke sana sama suami. Semoga terealisasi. Heuheu
Aku paling senang mengunjungi masjid-masjid mba sama suami. Selain mampir untuk shalat, saya juga senang mengajarkan ibadah ke masjid kepada anak laki-laki aku yang kecil
programnya hebat-hebat. Benar-benar rumah ibadah
wkwkwkw.. seru dan unik ya masjid ini, kayaknya wajib dikunjungi nih, rencananya mau Ke jogja, dan nyampenya mungkin menjelang Subuh, fix deh mampir di sini.
Seneng banget ada yang review tentang masjid, saya ingat dulu pernah ke Jogja dan kebingungan ga nemu masjid buat sholat Subuh
MasyaAllah, pingin rasanya sholat subuh disana dan ngelihatnya langsung… kapan ya.
salah satu mesjid populer di yogyakarta ya