Wisata Yogyakarta | Jalan-Jalan di Yogyakarta (2)

idajourneys.com – Jalan-jalan di  Yogyakarta bagian kedua ini merupakan kelanjutan cerita jalan-jalan Asyiknya Grup Rihlah Asyik ke Yogyakarta yang sudah saya tulis di sini ya teman-teman :).   Sebetulnya Kota Yogyakarta sudah tidak aneh lagi ya..hehe.. mungkin teman-teman juga sudah bosan.

Saya juga dulu karena adik ada yang kuliah di UGM Yogyakarta ya pernah bolak-balik ke sini juga beberapa kali.  Beberapa kali juga family gathering ke Yogyakarta, terakhir jalan-jalan di Yoyakarta Desember 2016.

Tapi memang Jalan-jalan  di Yogyakarta itu selalu ngangenin yak hehe.. Ga tau kenapa suasananya memang suasana layak dirindukan hihi…  Ke Yogyakarta dari Bandung atau Cimahi semua alat transportasi sudah pernah dicoba.

Mulai dari Bis, bawa mobil, kereta api sampai pesawat terbang.  Yang mana yang paling enak? Tergantung suasana hati itu mah ya…hahaha… Dan suasana kantong ..tentu saja..:)  Soalnya jalan-jalan kalau kantongnya kosong juga kurang indah lah..Liat ini itu cuman kabita doang engga bisa beli… heuheu  (pengalaman pribadi ini mah…:D  )

Nah Setelah dari Taman Pintar yang asyik akhirnya kami melanjutkan perjalanan jalan-jalan  di Yogyakarta kami yang memang mengasyikan.  Kemana aja sih selanjutnya yuuk ah kita baca lanjutan ceritanya.

Pasar Beringharjo Jogjakarta

Pasar ini cukup fenomenal, menjadi tujuan banyak wisatawan di Yogyakarta.  Saya juga kalau Jalan-jalan di Yogyakarta saya  berusaha menyempatkan diri ke Pasar Beringharjo ini.  Biasanya setelah berlelah-lelah mencari batik, langsung makan pecel Yogyakarta yang terletak di mulut pintu masuk utama pasar ini.

Walau rasanya tidak terlalu sesuai dengan lidah Sunda saya yang lebih menikmati lotek tapi untuk mengganjal lapar lumayan juga hehe… Selain pecel Si Mbo juga menjual gudeg Jogja ternyata.   Pecel plus nasi harganya Rp 10.000,00 kalau gudeg plus nasi harganya Rp 15.000,00 per porsinya.

Jalan-jalan di Yogyakarta
Berfoto sebelum masuk ke Pasar Beringharjo

 

Tahun lalu sempat ke sini juga, dan cukup kalap untuk berbelanja batik,  minimalnya penduduk rumah semuanya kebagian, tapi kali ini hanya membeli dua potong saja, untuk Maghfira dan untuk saya sendiri ..hahaha..egois ya…

Maklum budget sedang minim sih,  di Bandung juga banyak lah pakaian untuk anak-anak mah.. hehe.. Lagian saya dulu bareng para sahabat yang memang niat banget belanja jadinya ya kebawa arus hehe, sementara sekarang bareng para sahabat yang niatnya jalan-jalan.

Jalan-jalan di Yogyakarta
Suasana Belanja di Pasar Beringharjo

Butik Batik Hamzah

Jalan-jalan di Yogyakarta selanjutnya adalah ke Batik Butik Hamzah.   Kalau Pasar Beringharjo menjual batik dengan harga yang cukup murah, lain halnya dengan Butik Batik Hamzah, namanya juga butik yang dijual di sini tentu saja harganya berbeda.

Ada satu spot kecil yang obralan juga sih, tapi kualitasnya sama dengan yang di Pasar Beringharjo.  Selebihnya harga pakaian batik per potongnya harga termurah yang saya temukan Rp 250.00,00 itu pun hanya beberapa buah.

Sisanya diatas Rp 350.000,00 sampai jutaan rupiah, memang kualitasnya beda sih, mulai dari kain sampai motif nya.  Di sini juga kita bisa melihat bagaimana proses pembuatan batik tulis.

Buat teman-teman yang membutuhkan batik dengan kualitas dan model yang bagus, tempat ini recommended lah.  Selain kumplit juga cukup nyaman berbelanja di sini karena tempatnya cukup luas.

Tempat ini kayaknya penuh terus jadinya lumayan berdesak-desakan, jadi harus hati-hati juga dengan barang yang kita bawa.  Sampai ada peringatan copet dilarang masuk segala, mungkin banyak kejadian kecopetan juga…

Pabrik Bakpia

Sebuah Pabrik Bakpia  ternyata punya cara yang unik untuk menarik pembeli bakpia saat jalan-jalan di Yogyakarta.   Cara yang unik dan kreatif, mereka menyewa tukang beca untuk menjadi marketing usaha mereka.  Jadi si emang becak ini menawarkan diri untuk mengantarkan kami pulang pergi dengan biaya cukup Rp 10.000,00 menuju Pabrik Bakpia ini.

Beberapa tahun yang lalu malah sempat hanya Rp 5.000,00 saja.   Padahal ongkos naik beca normal untuk pulang pergi pasti lebih mahal lah, ke Kauman saja kami kena sebesar Rp 15.000,00   padahal lebih dekat.

Wisata Yogyakarta
Suasana Pabrik yang merangkap toko juga

Becak di Yogyakarta ternyata ada dua jenis ya, jenis pertama sama dengan yang di Bandung, menggunakan tenaga manusia, jadi dikayuh memakai kaki, ada juga yang menggunakan mesin motor, jadi seperti motor tetapi  depannya becak.

Suasana pabrik Bakpia Pathok 25 tidak seperti yang saya bayangkan.  Kalau Toko-toko nya atau show roomnya yang saya temui lebih dari dua kalau enggak salah terlihat besar dan megah, pabriknya malah biasa-biasa saja.  Di sini tidak hanya menjual bakpia saja ternyata, berbagai macam oleh-oleh Jogja ada di sini.  Lumayan kumplit.

Sayangnya, seperti halnya di Butik Hamzah (eh saya belum cerita ya..) di sini juga hanya menerima pembelian cash saja.   Jadi kalau yang mengandalkan atm engga bisa menggesek kartunya di sini ternyata.

Sayang juga, karena tidak semua pembeli tahu hal ini, jadi banyak ya terkecoh dan hanya bisa belanja seadanya  uang saja.  Seperti halnya saya, beberapa orang  di dekat saya juga mengira bisa pakai atm, jadi tidak membawa uang cash yang cukup.

Jadinya (atau malah jadi untungnya ya.jadi bisa ngirit hehe..) .saya hanya bisa membeli beberapa macam bakpia pathok, dan sebungkus kue ting-ting kegemaran keluarga.

Masjid Gedhe Kauman / Keraton Yogyakarta

Berada di lokasi Keraton Yogyakarta, Masjid Kauman menjadi masjid pilihan kami untuk bernaung dari derasnya hujan.  Sempat beberapa kali ke Keraton Yogyakarta jadinya tempat ini, tidak menjadi destinasi Jalan-jalan di Yogyakarta kali ini.

Kebetulan saja masjid ini masjid terdekat dari  Malioboro yang kami ketahui jadinya ini menjadi masjid pilihan kami untuk bernaung menanti hujan.

Kebetulan juga di sini sedang ada kajian,  jadinya kami menanti hujan sambil mendengarkan ceramah sambil makan malam juga hehe.  Nasi goreng yang di jual di luar Keraton Yogyakarta ini ternyata rasanya lumayan enak lho… Rp 10.000,00 dengan satu telur mata sapi dengan bumbu yang mendadak diulek langsung, jadinya rasanya enak walau jadi pake lama hehe..

Oya Masjid Gedhe Kauman ini merupakan Masjid Raya Kesultanan Yogyakarta, terletak di sebelah barat kompleks Alun-Alun Utara Kraton Yogyakarta.  Masjid ini dibangun oleh Sri Sultan Sri Hamengku Buwono I bersama Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat dan Kyai Wiryokusumo sebagai arsitek.

Saat hujan mulai reda dan masjid Kauman mulai sepi kami pun memutuskan langsung ke Stasiun Tugu untuk menanti Kereta Api pukul 23.30 tiba… Masih cukup lama sih, tapi karena kondisinya tidak memungkinkan rencana ke Taman Lampion dan Makan Malam Lesehan di Malioboro akhirnya harus kami lupakan.

Alhamdulillah walaupun cukup melelahkan karena perjalanan yang maraton tetapi jalan-jalan di Yogyakarta ini sangat berkesan… Yang namanya jalan-jalan sih pastinya selalu menyenangkan karena kita bisa refreshing dari rutinitas kita… hihihi.

Jalan-jalan di Yogyakarta
Mushola di Stasiun Tugu

Alhamdulillah bersyukur sekali kepada Allah diberi kesempatan bisa jalan-jalan di Yogyakarta bareng-bareng para sahabat Rihlah Asyik.

Next kita berencana jalan-jalan agak jauhan, hikmah kita jalan-jalan bareng jadi serasa lebih dekat, lebih tahu karakter masing-masing, jadi lebih gampang saling memahaminya.  Harusnya sih tiga hari tiga malam bareng baru ketahuan watak aslinya xixixi..itu kata Rasulullah lho.

Pada pengen ke Lombok katanya, tapi pesawat ke Indonesia bagian timur itu mahal, belum bawa anak-anak juga jadi double, yah mudah-mudahan ada rezekinya aja, atau kita arrange lagi tempat yang asyik tapi lebih dekat.  Atau lebih jauh lagi tapi lebih murah 🙂  Yuk kita hunting tiket-tiket promo aja..hehe..

18 Comments

Leave a Reply to Ririn Famur Wandes Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *