Grojogan Sewu, Air Terjun dengan 1250 Anak Tangga
idajourneys.com Grojogan Sewu Di tulisan tentang Jalan-Jalan di Solo kemarin aku kan sudah bilang mau menulis tentang pengalamanku dengan 1250 anak tangga. Aku mau menepati janji nih ceritanya, kisah seru Petualangan Emak Rempong eh Tiga Emaks Petualang yang aneh bin ajaib tiba-tiba aja ada di tempat yang dihindari sebelumnya. Pernyataan ini agak lebay dot com sih hehe…
Jadi Keesokan harinya, kami belum menentukan destinasi yang pas untuk jalan-jalan hari itu, Pagi-pagi sekali kami hanya mengendarai motor kelilling – keliling aja.
Ke tempat Serabi Solo, foto-foto di tulisan I Love Solo, kalau ini mengingatkan saat kami foto-foto di I Love KL jadinya hehe… Setelah puas keliling-keliling kembali ke Hotel Paragon terus berenang deh. Motor yang kami sewa pun sudah diambil, janjian aja sih di kolam renang, serah terima kunci dan KTP kami yang jadi jaminan.
Jadi hari itu sebenarnya tidak ada rencana sama sekali ke Grojogan Sewu.
Keasyikan berenang, hari pun menjelang siang kami pun segera mandi dan bebenah. Sambil istirahat barulah kami kebingungan menentukan destinasi berikutnya hehe… Sungguh jalan-jalan dadakan jadi tanpa itinerary yang jelas… Jangan ditiru ya.
Setelah searching ke sana kemari melalui Mbah Google akhirnya kami sepakat untuk pergi ke Rumah Hobbit di Klaten saja. Sebetulnya di Bandung juga ada rumah hobbit tapi penampakan di blog menggoda kami untuk ke sana karena bentuknya yang berbeda.
Setelah disepakati bersama skip deh perang mulut dan perang bantal mempertahankan pendapat masing-masing gak usah aku ceritain..wkwkwk…bohong ini mah. hehehe… Akhirnya kita memanggil taksi online.
Biayanya ternyata 150.000,00, aku lupa alamat pastinya yang kami pilih sebagai tujuan saat memanggil grab itu. Kalau gak salah sih Semilir oh iya Desa Kemuning tepatnya.
Ternyata kami menemukan driver ojeg yang asyik. Perjalanan sejam lebih jadi tidak terasa karena sang driver yang sudah sepuh itu banyak bercerita dan bercanda.
Sampai akhirnya kami sepakat kalau seharian itu mau sewa mobilnya pulang pergi sampai ke Hotel Solo Paragon lagi. Berapa bayarnya? Saking akrabnya, harga nya tidak jadi pembicaraan kami hahaha…
Alih-alih sampai Desa Kemuning tempat Rumah Hobbit berada, kami malah sampai ke Karang Anyar. Kata driver sih itu titik yang kami tuju sesuai pesanan yang tercatat di Grab. Hah? Bingung dong mau kemana kita…, ternyata setelah bertanya-tanya ke penduduk setempat.
Jalan itu arah menuju tempat wisata Grojogan Sewu, hanya tinggal sedikit turun sudah sampai deh. Masya Allah… akhirnya kami tiba di tempat yang kami hindari…..deuh..wkwkwk…
Sungguh sebuah takdir mengantarkan kami ke Grojogan Sewu. Si driver pun berjanji menunggui kami dan nanti pulangnya akan mengantar mencari Rumah Hobbit.
Dengan setengah enggan ahirnya kami pun sepakat menuruni tangga Grojogan Sewu, untuk masuk ke area itu kita harus membayar Rp 15.000 per orangnya. Deuh kebayang harus menuruni anak tangga, untungnya engga terlalu terjal, cukup landai dan nyaman untuk ditapaki.
Jadinya perjalanan tidak terlalu terasa, terlebih ini kan turun jadi enggak terlalu cape sih. Sempat tergiur untuk mengendarai kuda yang sepanjang jalan si emang kusirnya membuntuti kami. Mereka menawarkan kami sambil menakuti kami bakal capek banget. Tapi karena mahal 100.000 per orang kami jadi menolaknya.
Sebenarnya kami sempat iseng menawarnya Rp 50.000,- dan saat sampai si emang kuda malah acc, tapi kami nya malah ragu. Dan akhirnya berlalu lah para kusir kuda itu.
Sesampainya di bawah, air terjun pun sudah terlihat jelas. Kami pun memutuskan sholat dzuhur dan asar dulu, sambil melepas lelah. Lumayan nyaman sih mushola nya meski khas desa banget.
Tibalah kami di Grojogan Sewu, sebuah tempat wisata yang sangat terkenal di Karang Anyar. Grojogan Sewu terletak di lereng Gunung Lawu yang terkenal dengan keangkerannya. Grojogan Seru berasal dari bahasa Jawa yang artinya Air Terjun Seribu.
Posisi persisnya di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karang Anyar. Air terjunnya memang sangat indah, tak heran kalau tempat ini merupakan destinasi favorit di Karang Anyar. Konon katanya tempat ini merupakan tempat paling angker di Jawa Tengah. Tapi selama kami di sana, enggak terlalu terlihat angker sih..Mungkin karena ramai oleh para pengunjung ya.
Di sini kami banyak menemukan monyet-monyet, persis sama saat menaiki anak tangga di Tiger Temple Krabi dulu. Bedanya di sini banyak orang yang enggak membaca pengumuman yang melarang memberi makan monyet-monyet itu.
Terbukti dimana – mana kami menemukan sampah kulit kacang hasil kupasan para monyet itu. Selain jadi kotor, monyet-monyet itu jadi suka mengejar orang pemberi kacang,
Malah saya lihat sepasang suami istri atau entah sepasang kekasih yang jelas sudah berumur yang asyik memberi kacang, kemudian si ibu itu mengelus kepala monyet itu.
Ya namanya juga primata liar, malah marah dan mencakar si ibu itu, dan si ibu pun balik marah dia melempari monyet itu dengan kacang agar pergi menjauhinya, sambil mengumpat pula. Deuh norak deh liatnya, kesel banget sama prilaku ibu itu…
Skip tentang ibu norak itu, jadi semakin sedih soalnya dengan sebagian masyarakat kita yang tidak suka baca, suka melanggar aturan juga. Kita beralih dengan keindahan air terjun Grojogan Sewu aja yuk ah.. Air terjunnya tinggi banget konon sekitar 80 meter tingginya.
Tak akan ada orang yang berani mendekatinya, dan juga memang dilarang, kebayang dong derasnya debit air terjun itu.
Kalau ada batuan atau kerikil yang ikut terjatuh dan menimpa kita akan berakibat fatal soalnya. Sekitar puluhan meter dari air terjun itu barulah orang-orang berani bermain air di aliran sungai Grojogan Sewu.
Tempat di sekitar air terjun tentulah seperti biasa sejuk dengan pepohonan rindang di sekitar kita. Grojogan Sewu tidak hanya menawarkan wisata air terjun saja ternyata.
Di sini kita bisa menikmati mini rafting dan flying fox juga, selain itu Grojogan Sewu dilengkapi juga dengan banyak warung makan yang menawarkan berbagai jenis menu makanan, konon katanya yang paling terkenal sate kelinci.
Deuh aku mah ngilu dengernya juga, makhluk lucu, berbulu halus nan imut itu harus disate… heu.. Padahal emang enak sih katanya….
Yang paling bikin males ya pulangnya dong, kebayang menaiki tangga setinggi itu, tapi kan harus pulang jadi terpaksa dinaiki juga.
Tempat yang adem, semilir angin yang sepoi-sepoi menerpa wajah kami membuat perjalanan tidak terlalu menyiksa hahaha… Jauhlah bila dibandingkan 1237 anak tangga saat menuju Tiger Temple mah..Jadinya ya enggak begitu melelahkan walau sesudahnya kaki sempat terasa gempor juga… kelihatan sudah lama tidak olah raga nih hehe…
Begitu sampai atas ada plang yang bertuliskan ucapan selamat karena kami telah menaiki 1250 anak tangga… kaget juga 1250 anak tangga toh lebih dari Tiger Temple dong ya…
Tapi karena tangganya ramah banget, enggak curam kayak di Krabi jadi enggak sampai berpikir itu lebih dari 1000 tangga deh.
Alhamdulillah.., akhirnya kami sampai juga, setelah sedikit berbelanja di jongko-jongko yang banyak tersebar di sekitar tempat wisata kami pun kembali menuju mobil.
Sang driver yang baik itu siap mengantarkan kami ke tujuan awal kami ya itu Rumah Hobbit di Semilir Kemuning. Jadinya sebelum menulis tentang kulineran di Solo aku mau nulis tentang rumah hobbit yang satu ini dulu deh ya…? Ya ya ya…..
Perjalanan yang mengasyikan, juga penuh dengan hikmah tentu saja, bagiku setiap moment di tempat ngetrip selalu menjadi pelajaran hidup yang berharga.
Bertemu berbagai macam orang, baik di kolam renang, di hotel di berbagai tempat destinasi wisata…ah atau pun saat di kereta api bertemu Mas-Mas muda kandidat doktor yang penelitian konsen terhadap permasalahan dampak gadget untuk anak.
Membuat semalaman gak tidur karena kita berempat asyik ngobrol di kereta., tentang kondisi negeri ini…wkwkwk..so iye ya… Kebetulan sekali kursi yang kami tempati berhadap-hadapan mungkin bekas tempat duduk sebuah keluarga hingga kursinya diputar.. (bersambug..wkwkwk)
Seru banget mbak cerita2nya
Lucu itu yang “ibu norak”
Itu monyet nya mungkin begitu juga karena ya perlakuan pengunjung juga kali ya, jadi si monkey ambil sikap duluan.
Air terjunnya tinggi banget… ya , di Makassar juga ada wisata air terjun tp gak tinggi kayak di grojongan sewu ini.
Salam kenal ya mbak
Ditunggu cerita jalannya lagi
Di awal aku pikir mbak nya ngitung sendiri tiap anak tangga yang dilewatinya… Hehehe… Ternyata ada bacaannya toh… Btw bener tuh, dulu Mbah sering cerita soal keangkeran di situ. .
Mba.. masih bisa gabung ngga? hehe saya menyimak perjalanan mba dan sahabat di solo.. bikin iri sekaligus motivasi untuk bisa melakukan hal yang sama bersama sahabat
Wah berkali-kali aku ke solo tapi belum sampai grojogan sewu padahal solo dan karanganyar kan sak lemparan kutang haha
Terbayar ya mb naikin anak tangga sebanyak itu dgn pemandangan yg sejuk bgt.
Sejak kecil pengin bgt ke grojokan sewu, tapi sepertinya hanya wacana forever.
Itu air terjun yang terkenal deres banget, aku kyke sekilas pernah baca mbk. Makanya disebut grojogan sewu gtu ya? Trus , iya, katanya angker. Ah tapi zaman now gtu hehe. Mungkin zaman dulu disebar berita kalah angker spy dijaga kelestariannya. Sayang ya bnyk yg buang sampah 🙁 .
Wow anak tangganya bnyk banget. Ngos2an pasti hehe.
Butuh tenaga ekstra untuk jalan kesini agar dapat pemandangan yang super indah. Worth it sih ya setelah bersusah payah dan sampai ke puncak. Pasti puas banget apalagi kalau debit air terjunnya pas. gambar jadi semakin cantik
Ahh air terjunnya keren biarpun cape jln puasa lah terbayar sama pmandangan kerennya dh lama bngt ini gk jln kyk gini jd kangen
Senang ya Mba kalo dapqt supir yang asyik dan ramah apalagi untuk perjalanan jauh seperti itu.
Duuuh harus meski menapaki tangga ribuan, tapi melihat air terjun seindah itu kayanya terbayar ya Mba.
Wah keren tempat nongkrongnya, kalau perjalanan jauh enaknya sama supir yg ramah. Krn saya pernah pengalaman pergi jauh dapat supir yang gak ramah, beuh ribet dan gak nyaman
Seru juga kisahnya menuju Grojogan Sewu. Sayang ya, kebiasaan orang Indonesia yang tidak suka membaca sehingga sampah-sampah kacang bertebaran dimana-mana.
Baca ini jadi rindu Yogya, awal perjalanan pertama sama suami ke Yogya mampir ke Grojokan Sewu
Wah, kalo aku orang sana, kayaknya bakal langsing deh. Tiap hari naik tangga yang banyak. Hehehehe… btw, aduuuuh kangen lihat curug. Terahkhir 10 tahunan yang lalu. Duh…
pas banget buat liburan kali ini ya, segar banget tempatnya
Lumayan ya teh naikin anak tangga sebanyak itu hehehe…Aku pernah ke Grojokan Sewu waktu masih kuliah dulu, dah lama banget dan skrg ga tau kayak apa, tapi seneng juga bisa liat penampakannya lewat tulisan teteh.
Sampe sana pasti capek ya, kalo abis hujan pastinya licin